Profil Perusahaan PT. Equityworld Futures
PT. Equityworld Futures Cabang Samarinda merupakan salah satu cabang PT Equity World Futures anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. Perusahaan telah berkembang pesat seiring meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di produk-produk finansial.
Equityworld Futures - Harga emas melonjak lebih dari 1% dan pulih dari kejatuhan besar pada sesi sebelumnya di tengah penyebaran cepat virus covid-19 dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS, Fed.
Menurut laporan Reuters, XAU/USD menguat sebesar 0,9% di $1,599.15 per ons pada pukul 6.01 AM GMT, setelah naik 1% lebih pada awal sesi. Emas berjangka AS melonjak 2,2% di $1,601.20.
Emas telah jatuh lebih dari 4,5% pada Jumat silam. Logam mulia ini bergabung dengan aksi jual pasar yang luas karena investor melikuidasi posisi untuk memenuhi syarat margin call pada aset lain.
Ketua Fed AS Jerome Powell mengatakan bahwa di kala ekonomi AS tetap kuat, virus covid-19 "menimbulkan risiko yang terus berkembang" dan bank sentral siap untuk mengambil tindakan jika diperlukan. Suku bunga yang rendah mengurangi biaya peluang memiliki emas fisik yang tidak memberikan imbal hasil.
Fed fund futures menunjukkan bahwa trader mengharapkan penurunan suku bunga sebanyak 75 basis poin oleh bank sentral AS pada pertemuan kebijakan moneter bulan Maret.
Logam lain juga berhasil kembali menguat setelah jatuh pada hari Jumat. Paladium naik 1,7% ke $2,638.21 per ons setelah anjlok 13% - persentase penurunan satu hari terbesar sejak terjadi krisis keuangan 2008 - pada sesi terakhir.
Platinum naik 1,6% di $877,52, sementara perak melonjak 1,8% di $16,95 setelah kedua logam ini jatuh ke tingkat terendah sekitar enam bulan pada sesi sebelumnya.
Equityworld Futures Pusat - Pada hari Sabtu, Cina, tempat virus korona pertama kali muncul, melaporkan rekor kontraksi di sektor manufaktur dan layanan karena wabah tersebut, menggambarkan dampak signifikan dari epidemi tersebut.
"Kita perlu melihat lebih banyak kepanikan puncak sebelum investor yakin ini saatnya untuk masuk," kata Krosby, menambahkan bahwa pemulihan dalam imbal hasil 10-tahun akan menjadi ukuran sentimen yang menguat.
Berbicara kepada NBC "Meet the Press" pada hari Minggu, Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin tanggapan pemerintah terhadap virus, mengatakan bahwa pasar "akan kembali."
"Fundamental ekonomi ini kuat. Kami baru saja melihat beberapa angka baru muncul di perumahan dan kepercayaan konsumen dan optimisme bisnis. Pengangguran berada di posisi terendah 50 tahun. Semakin banyak orang Amerika yang bekerja daripada sebelumnya, "kata Pence.
Ketika ditanya pada program "Fox News Sunday" jika orang-orang Amerika bereaksi berlebihan terhadap ancaman saat ini, Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS Alex Azar menjawab, "Ya, tentu saja."
equityworld samarinda posted: " PT Equityworld Futures : Emas Tidak Terlalu Aman, Minyak Kelebihan Pasokan Equityworld Futures - Harga minyak mentah jatuh hingga 16% dalam sepekan menyusul anjloknya bursa saham global dan ini merupakan tingkat pelemahan mingguan terbesar sejak masa "
Equityworld Futures - Harga minyak mentah jatuh hingga 16% dalam sepekan menyusul anjloknya bursa saham global dan ini merupakan tingkat pelemahan mingguan terbesar sejak masa krisis 'Resesi Hebat' yang dimulai pada tahun 2008. Ini sudah diketahui pasar.
Tetapi para analis yang melihat pembantaian pasar oleh epidemi virus covid-19 memperingatkan bahwa dampaknya bisa menjadi jauh lebih buruk bagi minyak dan aset berisiko lainnya sebelum berubah menjadi lebih baik.
Jadi, akankah harga minyak mentah turun ke $40 per barel? $30? Atau bahkan lebih rendah?
Konfirmasi kematian pertama warga Amerika oleh virus ini diperkirakan akan membebani pasar AS lebih lanjut untuk sepekan ke depan - di tengah laporan Rusia masih ragu terhadap pemotongan produksi yang diperlukan oleh OPEC+ - sulit untuk membayangkan aksi jual minyak berakhir.
Namun, tren bearish minyak dapat mengambil manfaat dari langkah hati-hati ini. Di saat minyak anjlok sebesar 25% tahun ini, dua pertiga dari aksi jual itu terjadi hanya dalam waktu lima hari terakhir. Intensitas kejatuhan ini menunjukkan bahwa beberapa aksi pembelian kembali - jika tidak, setidaknya memperlambat penurunan - dapat terjadi.
Jika bukan karena lonjakan teknikal dari kondisi jenuh jual, harga minyak mentah masih bisa mencapai beberapa level support sepekan mendatang dari tindakan blokade minyak di Irak dan juga potensi sejumlah data positif lain dari Badan Informasi Energi (EIA) AS.
Mungkin ada juga jawaban reaksi OPEC. Kelompok minyak internasional ini akan mengadakan pertemuan pada pekan ini, akan menjadi tindakan teledor bagi Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya tidak membicarakan tentang keadaan pasar - terlepas dari seberapa banyak pemotongan yang akhirnya mereka setujui dengan negara mitra utama Rusia. Seperti Herman Wang dan Andrew Critchlow dari layanan media energi Platts memperingatkan minggu lalu, "kegagalan untuk mencapai kesepakatan dapat menempatkan seluruh pakta OPEC+ berada dalam risiko".
EIA akan menerbitkan laporan permintaan-penawaran mingguannya pada hari Rabu. OPEC mengadakan pertemuan khusus anggota pada hari Kamis dan berbicara dengan Rusia serta negara mitra lainnya pada hari Jumat. Ada potensi data positif selama tiga hari berturut-turut dan catatan peluang yang bisa menambah harga $1- $2 per barel, mungkin lebih.
Perkembangan besar lainnya yang dapat memberikan perangsang harga adalah pengumuman pada hari Jumat oleh Ketua Federal Reserve Jay Powell bahwa bank sentral AS terus memantau risiko virus terhadap Amerika Serikat, dan akan menggunakan "alat yang tepat" untuk mendukung ekonomi - tanda paling jelas namun mengindikasi penurunan suku bunga akan datang.
Siklus pelonggaran terakhir The Fed berakhir pada bulan Desember 2019 setelah selama tiga bulan memotong suku bunga masing-masing sebanyak 25 basis poin.
Bank of America (NYSE:BAC) mengatakan pihaknya memperkirakan penurunan 50 basis poin dalam pertemuan Fed berikutnya pada 17-18 Maret. Goldman Sachs (NYSE:GS) melihat setidaknya dua pemotongan lagi hingga Juni.
Meskipun positif, masih ada kemungkinan bahwa ketakutan akan virus covid-19 terbukti menjadi faktor yang lebih besar pada sepekan ini, terutama jika ada lonjakan infeksi AS atau kematian. Kemudian Wall Street bisa jatuh lebih dalam dari tingkat selama terjadi krisis keuangan. Pada saat itu, pertanyaan yang valid untuk ditanyakan adalah berapa banyak lagi harga minyak turun?
Setelah menetapkan level WTI di $43,85 pada minggu lalu, sasaran berikutnya untuk patokan minyak mentah AS akan berada di bawah level terendah Desember 2018 di $42,36. Pada penyelesaian hari Jumat di $44,76, kita bisa melihat kerugian lebih dari $2 per barel.
Untuk Brent, yang turun ke $48,95, level terendah baru untuk dikalahkan akan ada di level bawah Malam Natal 2018 di $49,93. Mengingat penutupan Jumat $49,67, patokan minyak mentah global ini akan perlu kehilangan lebih dari $1 untuk mencapai level terendah baru, kendati tidak ada yang tahu berapa banyak harga minyak bisa benar-benar tenggelam jika melewati ambang level itu.
Dalam kasus emas, ekspektasinya adalah safe-haven favorit semua orang akan bertindak seperti yang diharapkan dalam seminggu ini untuk memberikan investor lindung nilai perlindungan dari efek pandemi.
Tatkala pasar saham dunia jatuh dan terbakar pada hari Jumat silam, emas adalah satu-satunya aset yang seharusnya melindungi investor tetapi gagal juga.
Emas berjangka dan harga emas spot masing-masing turun tak diduga lebih dari 3% akibat langkah investor dana lindung nilai menguangkan keuntungan yang didapat sebelumnya pada logam kuning ini untuk menutupi kerugian di tempat lain.
Posisi margin call yang lebih besar pada perdagangan emas juga menggoyahkan para buyer emas di pasar.
Dari level tertinggi nyaris $1.700 per ons pada awal pekan lalu, emas berakhir di bawah $1.560. Ekspektasi lonjakan untuk sepekan ini bisa mengembalikan emas di atas $1.600.
Tinjauan Energi
Minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate, ditutup turun $2,33, atau sebesar 5%, di $44,76 per barel, tingkat terendah sejak Desember 2018. Selama seminggu, WTI turun 16%, level tertinggi seminggu sejak 14 Desember 2008 - era yang melahirkan masa Resesi Hebat.
Minyak mentah acuan global di London, Brent, ditutup turun 2,51, atau 4,8%, di $49,67 per barel, menembus level support kunci $50. Sesi terendah Brent di $48,95 juga merupakan tingkat terendah Juli 2017. Untuk sepekan lalu, Brent anjlok 15%.
Harga minyak mentah anjlok akibat jatuhnya bursa saham di Wall Street. S&P 500 turun sebesar 13% dalam seminggu, menuju pelemahan mingguan terburuk sejak Oktober 2008. Dalam logam mulia, emas jatuh 3,5% setelah posisi margin call yang lebih tinggi dikenakan bagi trader emas dan aksi penjualan oleh dana lindung nilai untuk menutupi kerugian di tempat lain.
Moody's Analytics mengatakan pihaknya memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh dengan tingkat tahunan 1,3% pada kuartal pertama, turun 0,6% akibat virus covid-19. Pertumbuhan untuk semua tahun 2020 terlihat di angka 1,7%, atau turun sebesar 0,2%.
Trader minyak mentah sekarang menunggu untuk melihat apakah aliansi OPEC+ dari produsen minyak - yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia - dapat menyetujui pemotongan produksi global lebih dari satu juta barel per hari untuk menghentikan kejatuhan pasar pada pekan ini.
Kalender Energi ke Depan
Senin, 2 Maret
Data Genscape mengenai perkiraan pasokan minyak di Cushing
Selasa, 3 Maret
Laporan mingguan persediaan minyak American Petroleum Institute.
Emas berjangka COMEX untuk penyerahan April di New York berakhir turun $57,50, atau sebesar 3,5%, di $1,585 per ons, jatuh dari level kunci $1.600. Patokan waktu terakhir emas berjangka ini kehilangan nilainya cukup besar dalam waktu sehari adalah pada Februari 2018 silam ketika harga anjlok 4,6%. Untuk sepekan, kontrak emas ini jatuh sebesar 3,7%. Tetapi untuk sebulan, emas berhasil bergerak datar dan positif.
Emas spot, yang mencerminkan perdagangan langsung fisik emas, berada di $1.585,55, turun sekitar 3,5% atau lebih dalam sehari dan seminggu dan sekitar 0,3% lebih rendah pada bulan tersebut.
Emas menjadi tempat berlindung yang aman bagi mayoritas investor selama sebulan terakhir karena gejolak krisis virus covid-19. Awal pekan lalu, logam kuning ini mencapai titik tertinggi tujuh tahun sedikit lagi ke $1.700 - meningkatkan harapan bahwa mungkin ada kesempatan di tahun ini untuk memecahkan rekor tertinggi ke $1.900.
Namun selama empat sesi terakhir, emas berjangka dan emas fisik turun ke zona merah, sebelum akhirnya jatuh pada hari Jumat lalu. Dua alasan dikutip oleh para analis: posisi margin call yang lebih tinggi dikenakan pada trader emas dan aksi penjualan oleh dana lindung nilai untuk menutupi kerugian di tempat lain.
"Mengapa emas tidak mencapai $1.700? Itu karena dana lindung nilai tidak ingin kinerja Februari membawa bencana dan perlu menjual posisi emas yang untung untuk menutupi kerugian pada kepemilikan saham-saham mereka,"
Alasan lain yaitu karena posisi margin call yang lebih tinggi yang dikenakan pada trader emas, yang berarti "mereka membutuhkan uang tunai untuk tinggal atau mereka harus pergi",
Namun, ada harapan bahwa setelah goncangan pada hari Jumat, emas akan berusaha untuk kembali ke $1.600.
"Emas harus mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan terlepas dari apa yang (pergerakan) saham-saham lakukan selama beberapa minggu ke depan,"
"Jika penjualan panik pada saham-saham berlanjut sepekan ke depan, emas kemungkinan akan menegaskan kembali statusnya (sebagai) safe-haven atau jika pasar menunjukkan tanda-tanda stabil, kita bisa melihat pelemahan komoditas berbasis luas ini mereda."
PT. Equityworld Futures Jakarta Pusat posted: "Equityworld Futures Pusat - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengatakan kepada CNBC pada hari Minggu bahwa kepanikan pasar tidak pantas, bahkan setelah organisasi pada hari Jumat menaikkan penilaian ancaman unt"
Equityworld Futures Pusat - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengatakan kepada CNBC pada hari Minggu bahwa kepanikan pasar tidak pantas, bahkan setelah organisasi pada hari Jumat menaikkan penilaian ancaman untuk virus ke tingkat tertinggi.
Komentar mereka mengikuti komentar dari ketua Federal Reserve Jay Powell yang juga berusaha memadamkan kekhawatiran yang dipicu oleh data ekonomi China yang mengerikan, menandakan bahwa bank sentral akan mengambil tindakan jika perlu untuk mendukung ekonomi.
Sejauh ini sekitar 85.000 orang di 53 negara telah terinfeksi. China, ekonomi terbesar kedua di dunia, adalah rumah bagi sebagian besar kasus. Sekitar 70 telah didiagnosis di Amerika Serikat.
Seorang lelaki negara bagian Washington berusia 50-an dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya adalah orang Amerika pertama yang meninggal karena virus, kata para pejabat, Sabtu.
Equityworld Futures - Harga XAU/USD sempat bergerak melemah selama sesi awal Eropa dan turun ke posisi mingguan terendah baru di sekitar $1620 dalam satu jam terakhir.
Setelah gagal melewati level $1650 selama dua hari berturut-turut menurut FXStreet , logam mulia ini tak mendapat sokongan beli dari buyer dan mundur jauh dari level puncak multi tahun yang dicapai awal pekan ini.
Logam kuning ini gagal meraih keuntungan dari krisis yang terjadi di pasar saham global. Kejatuhan bursa global dipicu oleh kekhawatiran pasar atas meluasnya wabah virus covid-19 di luar Cina dan dampaknya terhadap prospek ekonomi global.
Pelemahan imbal hasil obligasi AS - yang dipicu oleh spekulasi bahwa Fed akan memangkas suku bunga lebih cepat dari antisipasi sebelumnya - juga tidak banyak mendorong buyer emas untuk mengambil posisi.
Di saat tidak adanya katalis fundamental yang jelas, pelemahan emas ini dapat dikaitkan dengan aksi ambil untung di mana ada kemungkinan masih akan menarik beberapa aksi pembelian di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa wabah virus berpotensi menjadi pandemi.